Piknikdong.com, Resep – Salah satu makanan khas Jawa Tengah yang harus dijaga dan dilestarikan adalah resep sambal tumpang tempe busuk.
Terlepas dari namanya yang aneh dan mungkin tidak menggugah selera, sambal tumpang ini memiliki rasa yang unik dan lezat.
Sambal tumpang ini berbeda dari sambal biasa karena tempe busuk yang digunakan sebagai bahan utama memberikan rasa dan aroma yang unik.
Di Solo dan wilayah sekitarnya, sambal tumpang adalah makanan tradisional yang umum.
Resep ini menggunakan tempe semangit atau tempe yang telah mengalami proses fermentasi lanjutan sehingga teksturnya menjadi lebih lunak dan aromanya lebih kuat.
Tempe semangit inilah yang menjadi kunci dari kelezatan sambal tumpang, karena memberikan rasa gurih yang mendalam dan unik.
Resep Sambal Tumpang Tempe Busuk
Bahan Resep:
- 2 papan tempe semangit, ulek kasar
- 1 bungkus tahu pong, potong 2 bagian
- santan bubuk 1 sachet
- air 1 gelas cantel
Bumbu:
- 5 butir bawang merah
- 4 butir bawang putih
- 4 buah cabai rawit
- 2 buah cabai merah besar
- garam
- gula merah
- 2 ruas kencur
- 2 butir kemiri
Bahan Cemplung:
- 1 rusas lengkuas geprek
- 3 lembar daun jeruk
- 4 lembar daun salam
- cabai merah besar dan cabai hijau besar
Petunjuk Resep:
Langkah 1, menumis:Â Ulek kasar bumbu, tumis dengan sedikit minyak sampai harum masukan bumbu cemplung masak sampai cabai agak layu.
Langkah 2, masukkan tempe semangit dan tahu:Â Tambahkan tahu dan tempe semangit. Biarkan tempe matang, beri air masak sampai mendidih.
Langkah 3, masukkan santan:Â Tambahkan santan bubuk, aduk-aduk sampai santan merata.
Langkah 4, masak hingga matang:Â Masak sampai air agak menyusut, koreksi rasa, jika ada yang kurang bisa ditambahan disini.
Namun apabila sudah pas, angkat dan siap disajikan dengan nasi hangat.
Resep sambal tumpang tempe busuk ini sangat cocok dinikmati bersama keluarga di rumah.
Meski bahan utamanya menggunakan tempe busuk, hasil akhirnya justru memberikan sensasi rasa yang gurih dan lezat.
Hidangan ini juga sering disajikan dalam acara-acara spesial di Jawa Tengah, menunjukkan betapa berharganya kuliner tradisional ini dalam budaya setempat.