Piknikdong.com, News – Sebagai langkah nyata untuk meningkatkan keselamatan perjalanan kereta api, KAI secara konsisten mendorong budaya disiplin di kalangan personelnya dengan menerapkan metode “Tunjuk-Sebut,” yang dalam bahasa Jepang dikenal sebagai Yubisashi Kanko (指差呼称).
“Metode yang berasal dari Jepang ini, bermula dari seorang masinis lokomotif uap Jepang bernama Yasoichi Hori yang mengalami sakit mata saat melaksanakan dinas.
Untuk memastikan sinyal yang dilihatnya, ia menyebutkan status sinyal (aman, hati – hati atau berhenti) kepada stocker (Asisten Masinis) ,”
ungkap Vice President Public Relations KAI Anne Purba.
Anne menjelaskan bahwa budaya “Tunjuk-Sebut” pertama kali diperkenalkan dalam sistem persinyalan elektrik di wilayah Jabotabek pada tahun 1993.
Sejak itu, metode ini terus diterapkan dan berkembang menjadi standar wajib bagi personil operasional di KAI Group.
KAI tidak hanya mengandalkan teknologi canggih untuk meningkatkan keselamatan, tetapi juga menekankan pentingnya membangun budaya kerja yang disiplin dan terpadu.
Terbukti, pendekatan ini efektif dalam meminimalkan kesalahan operasional yang dapat mengancam keselamatan perjalanan.
Menunjuk dengan jari membantu masinis memusatkan perhatian pada objek penting, mengurangi kemungkinan teralihkan oleh hal lain.
Tindakan menunjuk dan menyebut status sinyal secara bersamaan menciptakan jeda yang dapat mencegah kesalahan akibat perilaku refleksif.
Penyebutan suara memperkuat ingatan tentang tindakan yang dilakukan, sehingga lebih mudah untuk diingat dan diperiksa kembali.
Penyebutan suara juga membantu masinis mengidentifikasi dan mengoreksi kesalahan dengan lebih efektif.
Kombinasi gerakan tangan dan suara merangsang keterlibatan fisik, meningkatkan kewaspadaan selama perjalanan.
“Penelitian yang dilakukan oleh RTRI (Railway Technical Research Institute) menunjukkan bahwa penerapan “Tunjuk Sebut” dapat secara signifikan mengurangi kesalahan operasional.
Hasil survey, kelompok yang tidak melakukan tindakan apa pun menunjukkan persentase kesalahan tertinggi.
Melakukan “Tunjuk” atau “Sebut” mengurangi kesalahan hingga 50-66%. Implementasi “Tunjuk-Sebut” dapat menurunkan kesalahan hingga 83%,”
jelas Anne.
Anne menjelaskan bahwa metode “Tunjuk-Sebut” tidak hanya diterapkan saat bertugas bagi Masinis dan Asisten Masinis, tetapi juga dimulai dari tahap asesmen pra-dinas.
Langkah ini bertujuan agar personil memahami dengan baik setiap semboyan yang akan digunakan selama perjalanan.
Selain itu, KAI secara rutin menguji penerapan metode ini dalam berbagai situasi dan tingkatan, memastikan para personil tetap sigap dan akurat dalam menjalankannya.
“Dengan langkah proaktif ini, KAI bertekad untuk terus meningkatkan keselamatan perjalanan kereta api dan kenyamanan penumpang.
Budaya “Tunjuk-Sebut” ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan SOP guna mendukung keselamatan perjalanan kereta api,”
tutup Anne.
This website uses cookies.